Gadis ini, selalu melangkahkan kaki ke arah yang salah jika itu menyangkut perasaan.
Dia selalu saja terlambat sadar dan tak mau percaya, bahkan ketika orang baik dan tulus yang menawarkan kenyamanan.
Sebaliknya, dia menjadi begitu bodoh saat orang yang salah mendekatinya. Dia membuka hati dengan senyum lebar, tetapi hanya untuk menelan kekecewaan.
Bukan, bukan salahnya. Bukan pula kesalahan dari orang yang datang. Tak ada yang bisa disalahkan, semua pasti punya alasan yang begitu pas dan sesuai. Ataukah, alasan itu dicari untuk membenarkan diri? Untuk mengurangi rasa kecewa? Untuk meredam amarah? Entahlah.
Sekali, yang baik dan terlihat tulus mengulurkan tangan. Berusaha membantunya meraih sisi bahagia lain yang belum pernah dirasakannya. Bertindak sebagai teman, yang lebih dari teman. Tapi, seiring berjalan waktu dia masih berusaha menghindar.
Saat yang lain datang, meneriakkan betapa salah posisinya, gadis ini perlahan-lahan menerima dengan tangan terbuka meski tak mau mengakuinya. Dia mendapatkan jawaban dari apa yang selama ini dipertanyakannya, dia menemukan orang yang bisa menjadikannya spesial, bahkan meskipun hanya dengan cara yang ringan.
Tapi, dia sadar keberadaannya. Dia tau bahwa ini hanya mimpi yang melintas, tak akan pernah jadi nyata. Dengan keyakinan itu, dia berjalan tetap di tempat sementara orang itu melaju kencang, menyusul tujuan lain di depannya.
Dia menyerah, bahkan sebelum sempat benar-benar memulai.
Dia mengaku kalah, ketika dia tak pernah maju dalam pertempuran.
Dia merelakan, walaupun jauh di dalam hatinya dia berharap untuk tetap tinggal.
Dia melepaskan, meskipun tak ada yang pernah benar-benar dia genggam.
Dia mematikan perasaannya, tetapi pandangan matanya tetap mengekori sosok itu hingga waktu berlalu tanpa disadarinya.
Dia tau dia salah, maka dari itu dia memutuskan berhenti.
Namun, dia tidak benar-benar berhenti. Dia tetap melangkah, namun menuju jalan yang lain, umtuk kemudian menemukan persimpangan yang lain.
Sementara jalannya maju, pikiran dan hatinya menuju ke arah yanh sama. Hingga satu hari yang tak pernah disadarinya, dia tak lagi merasa sakit ketika menemukan sedikit hal tentang orang yang telah pergi. Mungkin benar kata orang, Time heals.
Awalnya berat, namun percayalah semua akan berlalu.
Gadis ini sudah membuktikannya, bahwa sekarang dia telah berhasil menarik pikiran dan hatinya kembali, agar searah dengan jalan yang diambilnya.
Dan tulisan ini, hanya untuk mengingatkan jika dia pernah merasakan bahagianya memiliki seseorang khusus tempat berbagi cerita dan kisah, meskipun hubungan mereka tak terdefinisi.
0 komentar:
Posting Komentar