Permisi numpang curhat!
(Sebenernya kan ini blog gue sendiri, ngapain pake izin segala? Anggep aja gue lagi kehabisan kata-kata pembuka).
Jadi gini. Menurut terawangan salah satu temen gue, katanya gue ini termasuk tipe orang yang introvert -dan gue mengamininya.
Tapi gue penasaran, bisa nggak sih personality berubah?
Rasanya dulu -waktu SD atau SMP-, gue tuh kayak masih jadi open-person yang temenan sama siapa aja, mudah bergaul, ngomong di depan siapapun santai, pokoknya semacam orang yang supel gitulah.
(Yaaa namanya juga masih kecil!)
Tapi semenjak SMA dan makin parah ketika kuliah, gue berubah jadi orang yang takut banget berdiri di depan. Takut ngomong di depan orang banyak, level percaya diri turun dengan signifikan, dan maunya duduk di balik layar aja.
Mungkin gara-gara dulu gue masuk ke SMA yang lumayan favorit dan kaget harus bersaing dengan orang-orang pinter + rajin dan langsung ngerasa minder?
Atau ketika gue ngerasain dunia perkuliahan, keadaan gue berbalik 180° dari masa SMA yang bahkan nggak bisa membalik rumus fisika F= m X a jadi m = F/a, kemudian berubah menjadi salah satu mahasiswa so-called-nerd yang tentu saja makin menutup diri.
Atau mungkin memang semakin bertambah usia, semakin malas juga kita untuk beramah tamah dengan orang sekitar?
Atau bisa jadi gara-gara gue terlalu banyak baca novel yang pemeran utama ceweknya terlalu mandiri, nggak peduli sekitar, dan sedikit arogan.
Semua hal itu kayaknya ikut berperan membentuk kepribadian gue hari ini, ya.
Ditambah, inner circle gue juga isinya kebanyakan introvert.
So yeah, you got the point here.
Duh, jadi ngalor ngidul lagi. Tapi biasanya juga gitu kan ya. Tolong dimaklumin aja~
Back in topic, ceritanya kan gue lanjut kuliah lagi nih agar supaya ngedapetin gelar sarjana. Buat yang sedang atau pernah kuliah, pasti udah nggak asing sama PJ alias Penanggung Jawab Mata Kuliah kan ya?
Semester lalu, gue beruntung karena nggak kebagian jadi PJ. Jadi cuma bantu-bantuin dikit aja.
Semester ini, kita bagi tugas lagi nentuin siapa yang jadi Penanggung Jawab Mata Kuliah A, siapa yang Mata Kuliah B, dst.
Karena semester lalu gue udah 'cuci tangan', kali ini gue dengan sadar diri memilih salah satu mata kuliah yang akan gue urusin selama satu semester.
Awalnya biasa aja, ngehubungin dosen, nunggu kepastian masuk atau nggak, ngambil absen, dan hal-hal standar lainnya.
Tapi bedanya, Mata Kuliah ini juga diikuti oleh temen-temen dari peminatan lain.
Have I mention that my class only have 6 students?
Sebenernya ada 29 orang, tapi setelah dibagi sesuai peminatan, kelas kami cuma berisi enam orang. Semuanya cewek, dan nggak pernah ada drama yang gimana banget. We're happy as a team in that class.
Tapi semester ini, kita diberi pilihan buat ikut kuliah di peminatan lain, dan temen-temen dari berbagai peminatan lain memilih buat masuk ke mata kuliah yang kuurusin itu (dengan alasan nilai yang kami peroleh di peminatan ini rata-rata A semester lalu. Geez).
Everything just fine, but some couple weeks ago, I thought I shouldn't volunteer-ing myself as a PJ for this subject.
I prefered to take another subject, -yang meskipun dosennya suka susah dihubungin- tapi cuma berisi 6 mahasiswa daripada harus mengorganisasi kelas yang berisi 23 orang.
Akan lebih mudah ngobrol, ngasih tau, ngebentuk kelompok, -whatever you name it- dengan jumlah orang yang sedikit, apalagi orang yang sudah gue paham karakteristiknya gimana.
Tapi 23 orang? Dengan kemampuan komunikasi minus macem gue ini? It's too much that I'm freaking out so much.
But it was my choice back then.
Banyak ramalan zodiak yang mengatakan kalo orang-orang yang memiliki zodiak seperti gue itu adalah tipe pemimpin. Bleh. Bukan berarti gue percaya ramalan, tapi hampir setiap kali nemuin kalimat itu bergandengan dengan zodiak gue, rasanya kok gue selalu mau muntah.
Okay, gue tau kalo setiap manusia itu pemimpin bagi dirinya sendiri, khalifah di bumi.
Tapi kayaknya, bagi gue, definisi pemimpin itu cukup untuk diri gue sendiri.
Jadi pemimpin buat orang lain itu susah, dude! Seriously.
Apalagi dengan kondisi gue yang nggak jago buat basa-basi ke orang-orang, yang kalo nggak disapa nggak bakalan nyapa (bukan karena sombong, tapi semacam perasaan malu, takut nggak dikenalin/disapa balik, dan banyak What Ifs lain).
Contohnya aja, gue disuruh bikin kelompok di kelas buat ngerjain tugas.
Sementara gue mau mulai ngomong di depan (setelah mengumpulkan sejuta keberanian dari mana-mana), tapi orang-orang pada sibuk sama kegiatannya sendiri dan suara gue tenggelam, gue langsung nyerah dan minta tolong orang lain.
Taruhlah, gue nggak bertanggung jawab. Tapi gue beneran nggak pernah suka jadi pembicara. Gue cuma pinter ngomong kalo lagi curhat, kayak sekarang. Meskipun teknisnya ini gue nulis, tapi yaaa pokoknya gitulah ya.
Gue juga sebel, kenapa gue nggak bisa mengalihkan perhatian mereka buat cuma dengerin gue? Kenapa ketika mereka mulai dengerin, gue speechless dan bingung mau ngomongin apa? Dan, kenapa penjelasan gue kayaknya selalu melintir dan nggak to the point? (Kebiasaan ngeblog ngalor ngidul mungkin salah satu penyebabnya).
Mungkin mereka juga mikir karena gue nggak setegas itu, jadi mereka juga nggak seantusias itu buat ngedengerin gue?
Atau karena gue nobody, yang nggak pernah jawab pertanyaan dosen, yang nggak pernah ngajuin pertanyaan di akhir sesi perkuliahan, yang mungkin cuma diingat karena hapenya bisa dijadiin remote AC?
Oh crap, I'm starting to blame anyone to this.
No, no,
I know there's nothing wrong with them. The one I should blame is actually myself. Why am I being distracted so easily?
Masalah beginian aja dipikirin astaga.
But I need a stress-reliever.
Then I think I'll be better if I write it. And it works, I guess.
Sedih sih, kenapa gue nggak bisa kayak Piper yang punya kemampuan bikin orang dengerin apapun perkataannya. Atau kayak Annabeth yang percaya dirinya bisa bikin dia bertahan hidup.
Why am I bringing that fantasy-character to compare to myself? Because I adore them.
I love seeing people who take theirself as a leader, with that super great confident.
But I don't want to be one.
I want to be myself.
Duduk di balik layar, meminimalisir percakapan dengan orang-orang, tanpa perlu nunjukkin keberadaan gue tapi gue juga ikut partisipasi dalam suatu kegiatan.
Misalnya, ada acara pensi.
Mungkin orang rebutan mau jadi penampil, host, atau ketua panitia, dan jabatan yang membuat dirinya berada di hadapan orang banyak.
Gue mungkin bakal memilih buat jadi orang yang ngetik proposalnya, bikin laporan, atau nyiapin rundown acaranya, apapun asal gue nggak perlu muncul di depan orang banyak.
Dan kayaknya, -mengutip kalimat Leo Valdez- gue lebih seneng berinteraksi sama benda mati (as in Handphone, Laptop, Motor, Mobil), apapun yang nggak bisa jawab pertanyaan gue, tapi bisa gue ngerti dan pahami cara kerjanya.
Mestinya gue kuliah jurusan teknik mesin aja kali ya? Atau kuliah IT biar tiap hari ngadepin komputer & laptop.
Halah. Kayak nilai gue nyampe aja mau masuk jurusan-jurusan begitu. Wkwkwkwk
Btw, kenapa gue begini amat ya? Nanti kalo tahun depan udah wisuda, gue pasti ngakak bacanya wkwk
Blogpost kali ini isinya pemikiran negatif semua nggak sih? Ngeluh ngeluh nggak jelas. Gimana nanti kalo udah kerja? Tekanan bakal lebih berat pasti kan ya hahaha
Sungguh tidak berfaedah sebenernya curhatan gue hahaha.
Sorry for wasting your time and let you read this another nonsense curhat.
See you next post, (in case you're waiting :D)
Tamy♡
Hi Tamy! Baca post kamu ini jadi bikin aku ngomong sendiri dipikiran, "Ih iya gue juga gitu" hehehe. Salam kenal :)
BalasHapusHalo Sweet Choo! Makasih sudah mampir (dan baca) curhatanku yang ini hehe.
HapusTosss dulu deh kalo kamu juga mikir gitu wkwk salam kenal juga :)
Cieeileeh, kak. Kisah hidup kita sama :v
BalasHapusPerasaan aku terwakilkan wkwk
BalasHapusRelate banget sama aku sekarang, semenjak Corona aku jadi lebih takut buat komunikasi sama orang. Untuk saat ini aku Maba kemarin pas ospek cuma ditanyain untuk perkenalan aja suhu badan ku langsung naik huhu yang tadinya cuma deg-degan sekarang jadi lebih parah habis itu kepalaku pening😢 padahal ngga tatap muka tapi malah begini apalagi pas tatap muka nanti aku takutnya ngga bisa kontrol kecemasan itu😢😢😢maaf jadi curhat...
BalasHapus