Kamis, 21 Juli 2016

Menertawakan Diri

Posted by Tamy on Juli 21, 2016 with No comments

Hai hai!
Udah lama nih nggak ngeblog ada kali sebulanan wkwk *tiup debu*

Jadi gini, sekarang kebeneran lagi ada heboh anak abege yang ngehitz, punya followers dan fans super banyak, namun ada juga yang menilai dirinya terlalu kontroversial. Pokoknya hebring aja di linimasa. Nah karena penasaran, akupun ikut 'ngintip' ke akun si dedek ini. Yeah. Kepo at its finest.

Singkat cerita, aku scroll-scroll postingannya. Bacain komen-komen yang bertebaran, dan akhirnya aku ikut komentar juga, dalem hati aja tapi hihi. *anaknya ga siap berantem di kolom komentar*

Nggak, postingan ini bukan buat ngebahas dedek yang baru mau masuk kuliah ini. Bukan.
Tapi, aku cuma mau menelisik ke beberapa tahun lalu, ketika umurku kurang lebih sama dengannya, dan hidupku terasa tak kalah drama.
Untung pelampiasannya berbeda, hehe.

Ada yang bilang, 16-17tahun adalah masa-masa labilnya manusia, khususnya cewek. Apa-apa galau, dikit-dikit drama, pengennya jadi perhatian, dan orang-orang menyikapinya dengan cara yang tidak sama.
Sebagai contoh, dedek itu tadi, dia lebih memilih berekspresi di sosial media, mengumbar sesuatu secara berlebihan untuk ukuran ABG dan menuai banyak kritikan dari orang-orang dewasa, disamping pujian dari dedek-dedek lain yang memilih menjadikannya panutan.
Lalu, ada juga yang sempat berkata bahwa beberapa tahun lagi, dedek ini akan malu dan menertawakan apa yang dilakukannya hari ini.

And I'm totally agree! Know why? Because I did that. I'm laughing myself when I remember what I have done in the last several years, especially about my oh-so-called love life.
If I just could turn back into that time, I won't do such stupid thing.
But yeah, there's always a lesson for every decisions we take.
Let the story begins..

Katakanlah suatu ketika, ada seseorang yang menawarkan pertemanan yang kemudian berkembang dengan cepat, hanya saja tidak pernah sampai pada level lain. Berputar di situ-situ saja.
Aku sadar dong, kalo jalan yang akan kami ambil itu ga akan pernah bisa di satu jalur. Jadi, aku memutuskan mundur pelan-pelan, menjauh, dan berkomitmen dengan diri sendiri untuk melepaskan. (Belum juga sempat jadi milik padahal wkwkwk).
Sedikit banyak memang ada usaha darinya untuk mencari jalan keluar, yang sayangnya ku lihat sebagai jalan buntu. Entah aku saja yang tidak siap berjuang, atau memang dia yang kurang gigih mencoba meyakinkanku hahaha *pengen banget diyakinkan*

Singkatnya, kami sama-sama menyerah. Dia melanjutkan hidupnya, aku pun (berusaha) melakukan hal yang sama.
Setahun pertama terasa cukup berat (OMG, he's not even my boyfriend! Geez-,-)
Aku berkali-kali menyatakan diri sebagai seseorang yang tersakiti (yes, I play victim here), menganggap dirinya sudah memberikan harapan palsu, dan sedikit berharap dia masih mau menghubungiku (he did, by the way).
Karena bingung mau curhat kemana, akhirnya aku menyalurkan kreatifitas ke status-status facebook. Sehari bisa tiga atau empat status yang ku posting, hampir selalu berirama galau, sedih, dan sebagainya yang menjijikkan T_T.
Tapi syukurlah, ketika itu aku hanya kenal satu sosial media saja. Dan masa-masa itu, menulis status galau menye-menye seperti sebuah tren, I mean, everyone did that. Jadi aku santai-santai saja meskipun ketika kubaca ulang beberapa tahun kemudian, rasanya aku mau muntah sampai pingsan.

Tahun berikutnya, aku mulai mengenal twitter dan menemui teman-teman baru. Bagaikan kran bocor, aku menceritakan kisah mengenaskan ini dengan salah satu teman yang baru saja akrab (I don't know what she felt when I did that years ago-,-). Untunglah dia pendengar yang super baik, tidak men-judge ku, paling cuma menyindir-nyindir gagal move on dan sebagainya, meskipun aku sadar harusnya dia mikir ulang apakah mau berteman dengan orang sepertiku ini huahahaha.

Lanjut tahun berikutnya, aku makin aktif di twitter. Facebook ku lupakan. Curhat galau nggak penting ku pun seolah menemukan tempat baru, ditambah beberapa teman yang kurang lebih memiliki cerita serupa.
Intinya, kita (atau cuma aku, ya?) dengan bangga menyatakan kalau kita adalah Korban PHP yang Gagal Move On! *What the hell I was thinking Oh My-_______-*

Seandainya saja objek yang kukatakan PHP alias Pemberi Harapan Palsu itu tahu aku sebegitu hebohnya kala itu (Mungkin dia sempat tahu, tapi ya sudahlah), pasti dia akan ketawa-ketawa ga jelas dan bilang kalo aku ini cewek aneh yang desperate dan ga bisa move on dari dia -which is I am, sebelum kemudian aku terbangun dari mimpi buruk sebagai manusia bodoh- padahal dulu aku sendiri yang menyerah darinya hahahaha.
Aku jadi merasa berdosa.
Maafkan aku yah aku jahat banget masa ngata-ngatain dan nyalah-nyalahin kamu yang udah bahagia. *Ku emang ga berani ngomong langsung. Yaaaa menurut ngana?*

Pokoknya sekarang, aku mah bisa ketawa-ketiwi aja sambil rasanya pengen ngehapusin semua status-status, tweet-tweet, dan curhatanku dari memori orang-orang yang terlanjur tau. Malu coy sebenernya huahaha! *sembunyi di balik badan Taecyeon*

Jadi begitulah, pelajaran berharga dari kehebohan dedek hits ini akhirnya menginspirasiku untuk bercerita mengenai zaman-zaman suram ketika labil masih setia bercokol di pikiranku.
Yah, semoga nanti kalo dedek itu liat kelakuannya yang sekarang dia bisa ketawa juga.
I'm not a hater, btw. Cuma kalo ada yang ngebecandain ikutan ngakak sih hehehe...

So yeah, segini aja dulu ya. Kapan-kapan aku mau curhat lagi. Siapa tahu kelak ketika beberapa tahun lagi aku buka blog ini, reaksiku akan sama dengan apa yang kulakukan sekarang terhadap kejadian bertahun lalu. (Pede banget umurnya sepanjang itu, wkwkwk)

Dahhhh see you next post! Thanks for reading.

With Love,
Tamy

Related Posts:

  • Kukira...Kukira aku bisa menjadi seperti Ran Mouri, yang meskipun masih kelas dua SMA tetapi sudah menunjukkan sosok gadis mandiri yang sangat hebat. Kukira aku bisa menjadi seperti Ran Mouri, yang meskipun hanya tinggal berdua dengan… Read More
  • Mungkin?Gimana kalo suatu ketika, hal-hal yang paling kamu banggakan dan kamu syukuri keberadaannya malah berbalik menyerangmu tanpa alasan? Sedih, pasti. Marah, tentu saja. Kecewa, sudah tak terbendung. Kesal, sakit hati, merasa dil… Read More
  • Annyeong Mboy!Aaaahhh akhirnya udah nyampe ke hari terakhir di event #30Hari MenulisSuratCinta bareng Bosse @PosCinta dan Kang Pos yang sudah berkeliling membuat timeline-ku bernuansa 'pink' selama sebulan ini. Awal ikutan ini cuma iseng, … Read More
  • Halo, Otak GanggangDear my favorite hero of Olympus, Perseus Jackson... Ini sepertinya tidak akan berbentuk surat, tapi aku mencoba sebaik-baiknya. Tetapi jika ternyata isinya lebih mirip cerita, aku minta maaf hehe. Jangan semprot aku dengan g… Read More
  • Terimakasih kak...Waaaahh nggak kerasa event #30HariMenulisSuratCinta udah mau kelar aja.. Dan hari ini, surat bertemanya ditujukan buat KangPos yang udah nemenin dari hari pertama sampe hari terakhir, dengan sabar bacain surat-surat yang masu… Read More

0 komentar:

Posting Komentar