Hai lagi, kamu yang nama lengkapnya berisi tiga kata.
Tahun lalu, aku juga sempat menulis satu surat untukmu. Dan seperti yang itu, kali ini aku juga tergelitik untuk berbicara lagi denganmu.
Meski hanya pembicaraan satu arah, tak apa.
Surat ini bukan surat cinta, karena sepertinya kita berdua tidak pernah berada dalam lingkaran penuh emosi itu.
Jadi, anggap saja ini sebentuk "Say Hi" yang tak pernah berani ku katakan padamu, yang bahkan mungkin tak akan pernah kau baca.
Apa kabar, kamu?
Sepertinya, doaku tahun lalu terkabul, ya?
Kamu sudah menyelesaikan pendidikanmu, mendapatkan gelar di belakang namamu, dan mulai menjalani kehidupan sebagai lelaki yang super sibuk hingga bahkan tak sempat meng-update laman sosial mediamu.
Dari dulu juga begitu, sih haha.
Lucu, aku mengenalmu sebagai seorang anak kecil dan sekarang dihadapkan pada sosok lain yang hanya pernah kulihat sekali secara langsung.
Itupun, hanya berupa lirikan ragu-ragu.
Tanpa ada keberanian untuk melihat terang-terangan, apalagi menyapa dengan ramah.
Kau mungkin berubah, tetapi aku tau bahwa aku menemukan orang yang benar. Orang yang sama dengan si pintar dari tahun-tahun di masa kecilku.
Ah, jujur sekali waktu aku sempat berharap bisa membuka obrolan denganmu lagi.
Sekedar pertanyaan standar antara dua orang yang sudah begitu lama tidak bertemu.
Tapi tak perlu, mengingat hubungan kita bahkan hanya setingkat lebih tinggi dari orang asing.
Kita tak punya alasan untuk bercerita kembali, mengingat sudah terlalu banyak tahun terlewat tanpa percakapan basa-basi.
Cukup begini saja sekarang.
Aku yang tersenyum sendiri ketika akhirnya menemukan namamu di tab notification, atau melewati timeline sosial mediaku dengan satu foto, sebulan sekali.
Semoga setiap urusan di hidupmu lancar, dan kamu bahagia selalu.
Dan semoga, ada satu hari saja dimana takdir secara sengaja ataupun tidak, mempertemukan kita.
Untuk sekedar bertegur sapa, mencoba mengingat kembali masa-masa yang mungkin sudah terlupa.
If universe let us to meet again, someday in the future, I'll call your name like I used to do.
Sincerely,
Tamy, yang namanya sering kamu plesetin.
0 komentar:
Posting Komentar